Kamis, 25 Oktober 2012

Si Bodoh Tommy yang Mengejutkan Dunia



“Sebab katanya: “Asal kujamah saja jubah-Nya, aku akan sembuh.”  Markus 5:28
Suatu hari seorang ibu bernama Nancy Mathew Edison menerima secarik surat dari sekolah anaknya yang mengatakan bahwa anaknya yang tuli dan bodoh dikeluarkan dari sekolah karena tidak dapat mengikuti pelajaran.  Membaca tulisan itu, sang Ibu sangat marah dan bertekad untuk mengajari sendiri anaknya berbagai macam pelajaran di rumah.  Selama beberapa tahun ia lewati untuk mengajari anaknya.  Tidak mudah memang, namun sang Ibu terus berusaha dan tidak pernah menyerah.  Belasan tahun kemudian, sang anak bertumbuh dewasa dan mulai tertarik melakukan penelitian.  Seringkali penelitiannya gagal, namun setelah beribu kali mencoba, akhirnya ia berhasil menciptakan sebuah penemuan yang diakui dunia.  Betapa tidak, Thomas Alfa Edison, nama anak itu, adalah seorang penemu pertama lampu yang kita gunakan saat ini.  Bayangkan, jika di tengah jalan sang Ibu merasa kelelahan dan menyerah untuk mengajar Tommy yang bodoh, tidak akan ada Thomas Alfa Edison yang menciptakan sebuah penemuan besar.
Beribu-ribu tahun yang lalu, seorang perempuan telah mengalami sakit pendarahan selama dua belas tahun lamanya.  Dua belas tahun bukanlah waktu yang sebentar untuk tetap bisa tahan dan berjuang dengan penyakit tersebut.  Sepertinya tidak ada lagi harapan untuk sembuh.  Berbagai tabib dan pengobatan sudah dijalani.  Tak ada lagi yang dapat dilakukan selain pilihan untuk menyerah.  Namun tidak begitu dengan perempuan ini.  Ia menaruh harapannya pada Yesus dan beriman untuk sembuh.  Imannya menyembuhkannya.  Mujizat terjadi.
Sahabat, seringkali kita merasa lelah untuk berharap ketika setelah sekian lama doa-doa kita belum terjawab.  Namun mujizat terjadi saat kita masih berharap bahkan ketika sepertinya semua jalan sudah tertutup.  Terkadang Tuhan sengaja membawa kita pada suatu keadaan yang kelihatannya tidak mungkin, dengan tujuan memperkuat iman kita bahwa kita hanya dapat menggantungkan harapan kita padaNya.  Ia ingin masalah tidak membuat kita menyerah, apapun keadaannya.  Karena kita tidak pernah tahu bahwa keputusan kita untuk berharap (sekali lagi) adalah ujian terakhir kita supaya mujizat Tuhan terjadi dan janjiNya dipenuhi dalam hidup kita
MUJIZAT TERJADI SAAT KITA MASIH BERHARAP

0 komentar:

Posting Komentar

KOMENTAR FACEBOOK

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Best Web Host