BAB I
LANDASAN TEORI
I.1 PENGERTIAN HARDDISK
Harddisk
adalah piranti vital yang harus ada dalam sebuah perangkat komputer agar
komputer kita tetap bekerja dengan baik. Sebuah harddisk dapat didefinisikan
secara singkat sebagai media penyimpan data atau program, berupa pulsa magnetic
dalam sebuah piringan yang berputar.
Dalam sebuah
komputer, CPU merupakan otaknya. Harddisk dapat diibaratkan sebagai jantung
yang berfungsi memompakan darah berupa data-data vital ke seluruh sistem komputer,
banyak orang yang belum melihat isi dari sebuah harddisk, meskipun sudah cukup
akrab dengan komponen ini.
I.2 FUNGSI DARI HARDDISK
Apa sih
fungsi sebenarnya dari harddisk? Intinya, harddisk berfungsi untuk menyimpan
data atau program untuk jangka waktu yang cukup lama. Pada komputer modern,
semua data penting tersimpan dalam keping metal yang satu ini. Atau harddisk
merupakan ruang simpan utama dalam sebuah komputer. Dalam sebuah sistem
perkantoran, harddisk bisa diibaratkan sebagai ruangan operasional kantor.
Disitulah seluruh sistem operasi dan mekanisme kerja kantor dijalankan, setiap
data dan informasi disimpan.
Di dalam
sebuah gedung perkantoran, terdapat ruangan kusus untuk manajer, ruang khusus
karyawan, almari data, loker tempat menyimpan berkas, dan ruang-ruang yang
lain. Pun pula sebuah harddisk. Dalam sebongkah harddisk, terdapat berbagai
macam ruang-ruang kecil (direktori, folder, subdirektori, subfolder) yang
masing-masing dikelompokkan berdasarkan fungsi dan kegunaannya. Disitulah
data-data diletakkan.
Sama seperti
ruang perkantoran, ruang kecil dalam harddisk bekerja dalam logika yang saling
tergantung (interdependent). Data / informasi dalam satu ruang kadangkala
diperlukan untuk menggerakkan data / informasi yang berada di ruang lain. Ada
ruang di mana data di dalamnya tidak boleh diotak-atik atau dipindahkan ke
tempat lain, ada ruang di mana kita bisa membuang dan menaruh data secara
bergantian sesuai kebutuhan. Sebenarnya cara kerja harddisk hampir sama dengan
cara kerja kaset atau video di mana data-data digital disimpan sebagai
titik-titik magnetic (spot magnetic).
Semua
harddisk menggunakan drive yang disebut platter. Sebuah harddisk yang memiliki
kapasitas yang besar memiliki platter yang berukuran 3.5 inci dan menggunakan
kedua sisinya untuk menyimpan data. Harddisk juga berisi sebuah motor servo
yang menggerakkan platter pada kecepatan antara 4500 sampai 15 ribu rpm
(rotation per minute). Didalamnya juga terdapat perangkat yang disebut head
untuk membaca maupun menulis data dari setiap permukaan platter. Elemen lain
dalam head berfungsi untuk membaca data yang telah terekam dengan melakukan
sensor pada apa yang disebut faint magnetic field dari setiap bit yang telah
termagnetisasi ketika magnetic field tersebut melewati elemen pembacaan.
Harddisk juga melakukan proses perekaman data dalam putaran konsentris
(melingkar bulat) yang disebut track. Data yang terkan dalam track tersebut
kemudian dibagi lagi menjadi bagian yang lebih kecil yang disebut sector. Kita
dapat membayangkan track ini seperti sebuah rak buku di mana tiap bagian track
mewakili setiap buku.
Secara fisik
atau tampak mata, harddisk merupakan piringan-piringan tipis yang tersusun
secara terpusat. “Tapi kenapa kalo kita buka komputer ngak kayak gitu?” Ya
memang. Piringan tersebut sebenarnya tersembunyi di dalam lempengan harddisk.
Piringan harddisk alias platter itu bukan piringan biasa, tetapi piringan halus
yang mempunyai lapisan magnet tempat data disimpan. Saking sensitifnya platter
ini, ia tidak boleh terkontaminasi oleh debu ataupun partikel lain. Oleh karena
itu, platter selalu tidak terlihat karena memang dibingkus oleh kogam pada
lempengan harddisk. Lapisan magnet dapat dibentuk sesuai pola-pola tertentu.
Nah, sifat inilah yang dimanfaatkan untuk menyimpan informasi.
Penulisan
pada platter atu piringan dilakukan oleh head, yang berfungsi untuk membaca
atau menulis informasi. Masing-masing platter diapit oleh head head baca/tulis.
Penyimpanan informasi tidak begitu saja diletakkan pada platter, tetapi platter
harus dikelola terlebih dulu, dibagi atas sejumlah segmen. Biasanya dibagi atas
track dan sector. Bayangkan lintasan lari yang sering kita lihat di televisi.
Biasanya pada lintasan tersebut ada beberapa orang pelari. Untuk memisahkan
para pelari, lintasan tersebut dibagi atas beberapa track. Nah seperti inilah
platter diorganisasikan. Kemudian, track dibagi menjadi sector. Satu sector
punya kapasitas 512 byte. Untuk jelasnya, coba lihat gambar 1 dan gambar 2.
Gambar 1 : Pembagian track dan sector
Gambar 3 : skema sederhana pada harddisk
Sistem
operasi membutuhkan file yang beralokasi track dan sector tertentu, sistem
operasi tersebut mengirimkan sinyal untuk memanggil data dari sector yang
dibutuhkan. Gambar tersebut adalah tampak atas sebuah platter. Yang berwarna
biru adalah sector dan yang berwarna kuning adalah track.
Lalu kapan
sector dan track tersebut dibentuk? Saat proses formatlah sector dan track
dibentuk. Tapi hati-hati, ada dua jenis format, yaitu low level format dan high
level format. Low level format biasanya dilakukan oleh manufaktur harddisk. Low
level format dilakukan untuk membentuk sector dan track tersebut. Sedangkan
high level format adalah menuliskan struktur direktori dan file allocation
table (FAT) ke dalam harddisk. File allocation table (FAT) adalah pengalamatan
sector – sector yang dikelompokkan sebagai cluster. Satu cluster bisa terdiri
atas beberapa sector. Nah, DOS menempatkan file berdasarkan cluster-cluster
tersebut. Ukuran cluster berbeda-bedam, tergantung dari jaenis FAT dan ukuran
partisi. Yang kita kenal mungkin adalah FAT32 untuk Windows 98.
Gambar 3: Bagian dalam harddisk di belah
Gambar 4: Skema bagian-bagian dalam sebuah harddisk
I.3 KOMPONEN-KOMPONEN UTAMA DARI HARDDISK (HEAD)
Harddisk
terdiri atas beberapa komponen penting. Salah satu koponen utamanya adalah
head. Sebuah piranti baca / tulis elektomagnetik yang disebut dengan heads
ditempatkan pada kedua permukaan plat. Heads berukuran kecil ini ditempatkan
pada senuah slinder, sehingga heads bisa membaca data / informasi yang
tersimpan pada pelat danmerekam informasi ke dalam pelat tersebut. Slinder ini
dihubungkan dengan sebuah lengan yang disebut actuator arms. Actuator arms ini sendiri dipasang mati pada poros
actuator, di mana seluruh mekanisme gerakan dari actuator ini dikendalikan oleh
sebuah papan pengendali (logic board) yang mengkomunikasikan setiap pertukaran
informasi dengan komponen komputer yang lainnya. Antara actuator dengan logic
board bisa berkomunikasi karena keduanya dihubungkan dengan sebuah kabel pita
tipis. Kabel inilah yang menjadi jalan instruksi dari dan ke dalam pelat
harddisk.
Data-data
ini dikelompokkan ke dalam kelompok-kelompok yang lebih besar, sehingga
emmungkinkan pengaksesan informasi yang lebih cepat dan mudah. Masing-masing
pelat memiliki dua buah head, satu berada di atas permukaan pelat, satu lagi
ada di bawah head. Dari sini ketahuan bahwa harddisk yang memiliki tiga buah
pelat misalnya (rata-rata sebuah harddisk memang terdiri atas tiga pelat)
memiliki enam permukaan dan enam head.
Masing-masing
pelat memiliki kemampuan merekam dan menyimpan informasi dalam suatu lingkaran
konsentris yang disebut track (bayangkan track ini seperti lintasan dalam suatu
arena perlombaan atletik).
Masing-masing
track terbagi lagi dalam bagian-bagian yang lebih kecil yang disebut sector.
Nah, setiap sector dalam track-track harddisk ini mampu menampung informasi
sebesar 512 bytes.
Sector-sector
dalam sebuah harddisk ini tidak dikelompokkan secara mandiri tetapi
dikelompokkan lagi dalam sebuah gugusan yang lebih besar yang disebut cluster.
Apa fungsi peng-cluster-an ini ? Tak lain adalah untuk membuat mekanisme
penulisan dan penyimpanan data menjadi lebih sederhana, lebih efisien, tidak
beresiko salah dan dengan demikian memperpanjang umur harddisk.
§. Proses
Membaca, Menulis Dan Mengerjakan Aritmatik Pada Harddisk
Ketika
sistem operasi mengirimkan data ke harddisk untuk direkam, drive ini
pertama-pertama memprosesnya dengan menggunakan rumus matematika yang kompleks
sembari menambahkan bit-bit ekstra ke dalam data. Ketika data dipanggil
kembali, bit-bit ekstra ini membuat harddisk dapat mendeteksi dan memperbaiki
kesalahan atau kerusakan yang mungkin terjadi yang disebabkan oleh pengaruh
magnetic field.
Kemudian
drive mengerakkan head ke bagian track yang dituju. Waktu yang dibutuhkan untuk
mengerakkan head umumnya disebut sebagai seek time. Ketika track yang dituju
sudah didapat, drive menunggu sementara platter berputar menggerakkan sector
dibawah head. Waktu yang dibutuhkan untuk melakukan semua itu disebut latency.
Semakin cepat waktu seek time dan latency, semakin cepat pula harddisk bekerja.
Ketika drive menemukan track yang sesuai untuk mengambil data yang dimaksud,
drive akan mengirimkan pulsa elektronik kepada head. Pulsa ini kemudian
menghasilkan pulsa magnetic (magnetic pulse) yang mngubah keadaan permukaan
magnetic dari platter. Inilah yang dikerjakan harddisk untuk merekam data.
Proses
pembacaan data merupakan kebalikan dari proses perekaman. Pada proses pembacaan
ini drive memposisikan bagian pembacaan dari head pada track yang sesuai dan
menunggu sector yang tepat untuk dipakai.
§. Charakteristik
Dari Sebuah Harddisk
Charakteristik
harddisk bermacam-macam tetapi kali ini kita kakan mengambil suatu contoh.
CONTOH
CHARAKTERISTIK HARDDISK
|
|
KAPASITAS
TERPASANG
|
120 GB
|
PLAT
LEMPENGAN
|
3
|
HEAD
BACA/TULIS
|
6
|
CILINDER
|
16.383
|
BYTE PER
MENIT
|
512
|
SECTOR PER
TRACK
|
63
|
SECTOR PER
DRIVE
|
234.441.648
|
PUTARAN
PER MENIT
|
7200
|
KEMAMPUAN
TRANSFER
|
133 MB PER
MENIT
|
WAKTU
ACCESSNYA
|
8.9
|
§ KAPASITAS HARDDISK
Di dalam
disk dapat kita kenali beberapa ketentuan sebagai berikut :
v Track = Sector per track x byte per sector
v Kapasitas cylinder =
Track per cylinder x kapasitas track
v Kapasitas drive =
Jumlah cylinder x kapasitas cylinder
Contoh 1 :
Tentukan kapasitas simpanan magnetic disk dengan
ketentuan sebagai berikut :
Permukaan = 10
Track / permukaan = 400
Sector / track = 16
Setiap sector / track mampu mnyimpan = 512
Byte
Jawab :
Kapasitas = 10 x 400 x 16 x 512
= 32.768.000
Byte
Contoh 2 :
Jika banyaknya record sebanyak 20.000, panjang tiap
record adalah 256 byte.
Jika sebuah drive mempunyai ketentuan :
Byte per sector = 512
Sector per track = 40
Track per cylinder =
11
Jumlah cylinder = 1331
Berapa banyak cylinder yang diperlukan untuk menyimpan
data di atas?
Jawab :
1 Record = 256 Byte
1 Sector = 512 Byte
1 Sector = 2 record
10.000 Sector = 20.000 record
1 Cylinder dapat menyimpan : 40 x 11 = 440 sector
sehingga untuk 10.000 sector diperlukan : 10.000/440
= 22.7 cylinder
BAB II
TINJAUAN KASUS
II.1 LANGKAH-LANGKAH
PROSES TRANSFER DATA
Sekarang kita ambil contoh ketika kita tengah
menjalankan sebuah program speadsheet pada komputer kita. Ketika kita
memasukkan data ke dalam program
spreadsheet, di sama terjadi ribuan atau bahkan jutaan pengaksesan disk secara
individual. Dengan demikian, memasukkan data berukuran 20 Mega Byte (MB) ke
dalam sector-sector berukuran 512 Byte jelas akan memakan waktu dan menjadi
tidak efisien. Untuk mengefisienkan pekerjaan, inilah yang dilakukan berbagai
komponen dalam PC secara bahu-membahu.
Langkah Pertama
Dilakukan pengaksesan terhadap harddisk untuk melihat
dan menentukan di lokasi sebelah mana informasi yang dibutuhkan ada di dalam
ruang harddisk. Pada proses ini, aplikasi yang kita jalankan, sitem operasi,
sistem BIOS, dan juga driver-driver khusus (tergantung pada aplikasi yang kita
jalankan) bekerja bersama-sama, untuk menentukan bagian mana dari harddisk yang
harus dibaca.
Langkah Kedua
Harddisk akan bekerja dan memberikan informasi dimana
data/informasi yang dibutuhkan tersedia, sampai kemudian menyatakan, “informasi
yang ada di track sekian sector sekianlah yang dibutuhkan. “Nah, pola penyajian
informasi yang diberikan oleh harddisk sendiri biasanya mengikuti pola
geometris di sini adalah sebuah pola penyajian informasi yang menggunakan
istilah silinder, track, dan sector. Ketika informasi ditemukan akan ada
permintaan supaya mengirimkan informasi tersebut melalui interface harddisk
untuk memberikan alamat yang tepat (sector berapa, track berapa, silinder mana)
dan setelah itu informasi / data pada sector tersebut siap dibaca.
Langkah Ketiga
Pengendali program yang ada pada harddisk akan
mengecek untuk memastikan apakah informasi yang diminta sudah tersedia pada
internal buffer yang dimiliki oleh harddisk (biasanya disebut cache atau
buffer). Bila sudah oke, pengendali ini akan menyuplai informasi tersebut
secara langsung, tanpa melihat lagi ke permukaan pelat itu karena seluruh
informasi yang dibutuhkan sudah dihidangkan dalam sebuah buffer.
Dalam banyak kejadian, harddisk pada umumnya tetap
berputar ketika proses diatas berlangsung. Namun ada kalanya juga tidak,
lantaran manajemen power pada harddisk memrintahkan kepada disk untuk tidak
berputar dalam rangka penghematan energi. Papan pengendali yang ada di dalam
harddisk menerjemahkan instruksi tentang alamat data yang diminta dan selama
proses itu berlangsung, ia akan senantiasa siaga untuk memastikan pada silinder
dan track mana informasi yang dibutuhkan itu tersimpan. Nah, papan pengendali
itu pulalah yang kemudian meminta actuator untuk menggerakkan head menuju ke
lokasi yang dimaksud.
Ketika head sudah berada pada lokasi yang tepat,
pengendali akan mengaktifkan head tersebut untuk mel;akukan proses pembacaan.
Mulailah head membaca track demi track untuk mencari sector mana yang diminta.
Proses nilah yang memakan waktu, sampai kemudian head menemukan sector yang
tepat dan kemudian siap membacakan data / informasi yang terkandung di
dalamnya.
Langkah Terakhir
Papan pengendali akan mengkoordinasikan aliran
informasi dari harddisk menju ruang simpan sementara (buffer, cache). Informasi
ini kemudian dikirim melalui interface harddisk menuju sistem memori utama
untuk kemudian dieksekusi sesuai dengan aplikasi atau perintah yang dijalankan.
II.2. EFISIENSI
PENGOLAHAN FILE
Untuk mengefisiensi kapasitas file yang kita miliki
ada beberapa ketentuan yang perlu diperhatikan.
Makin kecil ukuran partisi, akan semakin kecil ukuran
cluster, dan akan lebih efisien menyimpan file di dalamnya. Misalkan, untuk
partisi 453 MB, ukuran cluster adalah 4 Kbyte. Jadi, sebuah file yang besarnya
90 Kbyte akan menempati 90/4 = 23 cluster. Lho kok bukan 22,5? Yah, tidak ada
satuan setengah cluster. Harus menggunakan angka yang bulat. Lalu, bukanlah di
cluster terakhir tidak penuh terisi file? Yah, pada cluster terakhir memang
tersisa 2 Byte, dan ini tidak dapat digunakan oleh file selanjutnya. Jadi ada
ruang yang tidak terpakai? Ya, memang inilah penjelasan ketidakefisien tadi. Bayangkan jika partisi kita 9000 MB,
ukuran cluster adalah 8 KEBIJAKAN, kita akan membuang sia-sia ruang sebesar 7
KEBIJAKAN jika ukuran file kita hanya 17 KB. Pada tabel dapat kita lihat ukuran
cluster untuk beberapa ukuran partisi. Selain itu, partisi juga diperlukan jika
kita akan menggunakan lebih dari satu sistem operasi untuk komputer kita. Nah,
jadi kita sudah mengerti mengapa perlu dilakukan format dan partisi.
Pada fat inilah akan dituliskan dimana letak file-file
kita berdasarkan clusternya. Kadang kala, setelah beberapa kali proses
pengkopian dan penghapusan, file-file tidak diletakkan pada cluster yang
berurutan. Inilah yang namanya fragmentasi. Jadi saat sistem operasi
diperintahkan untuk mencari file tertentu, waktu yang dibutuhkan akan lebih
lama karena file terpencar ke mana-mana. Akibatnya, waktu pembacaan harddisk
jadi lebih lambat. Untuk itu, perlu adanya defragmentasi, yang artinya mengatur
cluster agar letaknya berurutan kembali.
Nah, adakalanya juga terjadi kerusakan fisik pada
harddisk. Yang paling sering adalah bad sector. Jika terjadi bad sector, file
yang terletak pada sector tersebut tidak
akan dibaca lagi. Bad sector dapat disebabkan oleh beberapa hal, biasanya
karena prosedur shutdown yang tidak normal seperti terputusnya aliran listrik.
Oleh karena itu, selalu matikan komputer melalui prosedur shutdown yang benar.
Selain menjaga kesehatan harddisk, juga dapat mempertahankan head, kaena pada
prosedur shutdown yang benar, head akan ditarik dulu ke posisi “tidur”.
Jika disk kita mengalami bad sector, tidak ada file
yang dituliskan lagi ke sector tersebut. Untuk itu, gunakan utility scandisk,
yang akan menandai cluster yang mengalami bad sector agar tidak ada usaha penulisan
di atasnya.
Lalu agar sistem-sistem kita terorganisasi dengan
baik, aturlah menggunakan folder-folder dan sub folder.
Disk Size
|
Cluster
Size
|
Efficiency
|
> 260
meg
|
4 K
|
96.60%
|
> 8 gig
|
8 K
|
92.90%
|
> 60
gig
|
16 K
|
85.80%
|
> 2
Tril
|
32 K
|
73.80%
|
III.3 FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA HARDDISK
Mendengar kata harddisk pertanyaan yang umum terlontar adalah berapa
besar kapasitas harddisk tersebut. Ini wajar, mengingat fungsi harddisk
memang sebagai tempat penyimpanan permanen utama.
Tempat
Penyimpanan
Sementara utama adalah memori utama yang sering disebut RAM. RAM (Random
Acces Memory) sebenarnya adalah tipe memori yang dapat diakses datanya
secara acak, tidak mesti berurutan. Jadi harddisk sebenarnya adalah RAM juga.
RAM ini dibagi menjadi volatile (mudah menguap) dan non volatile (tidak
mudah menguap). Yang dimaksud mudah menguap disini adalah mudah menghilang /
berubah nilainya. Yang termasuk dalam RAM Volatile ini antara lain
adalah memori utama (SDR-SDRAM, DDR-SDRAM, dan RDRAM) sementara yang RAM Non
Volatile antara lain adalah harddisk.
Bukan Sekedar Kapasitas
Harddisk
saat ini umumnya telah memiliki ukuran yang melebihi 20GB. Sudah umum sekarang
untuk memakai harddisk berukuran 40GB atau bahkan lebih. Harddisk sebenarnya
memiliki banyak parameter, bukan hanya sekedar ukuran. Yang paling penting di
antaranya adalah kestabilan, kinerja dan daya tahan. Hampir semua harddisk yang
beredar saat ini sudah memiliki kestabilan yang baik.
Masalah
kinerja saat ini lebih terfokus pada kecepatan putar dari piringannya. Namun
kinerja suatu harddisk sebenarnya tidak hanya bergantung pada kecepatan putar
piringan ini saja. kecepatan mencari data/lokasi dan kecepatan membaca/menulis
data juga sangat mempengaruhi. Kecepatan mencari data/lokasi ini memang
dipengaruhi juga oleh kecepatan putar dari piringan harddisk tersebut, tetapi
lamanya waktu yang diperlukan head dari harddisk juga berpengaruh.
Kecepatan
membaca/menulis data dipengaruhi oleh tingkat kepadatan dari piringan yang
digunakan, selain juga dipengaruhi oleh kecepatan putar dari piringan harddisk
tersebut. Untuk daya tahan lebih dipengaruhi oleh kualitas komponen yang
digunakan dan cara penggunaan harddisk tersebut.
Ukuran Cluster Juga Berpengaruh
Selain faktor secara hardware tersebut, kinerja dari
harddisk juga akan dipengaruhi oleh ukuran cluster yang digunakan. Ukuran dari
cluster ini dinyatakan dalam kB dan merupakan ukuran minimal yang akan terpakai
pada harddisk bila menyimpan suatu data.
Jadi bila cluster yang digunakan berukuran 8kB maka data berukuran 4kB tetap
akan memakai kapasitas harddisk sebesar 8kB. Hal yang sama juga terjadi pada
data berukuran 12kB, akan memakai kapasitas harddisk sebesar 16kB. Pada
masing-masing contoh diatas terjadi pembuangan kapasitas harddisk sebesar 4kB.
Bayangkan bila ada 10.000 file dengan ukuran seperti ini, harddisk kita akan mengalami
kehilangan kapasitas hingga 40.000kB. Bila cluster yang digunakan memiliki
ukuran sebesar 4kB maka tidak akan data kapasitas harddisk yang terbuang.
Tentunya kita akan berpikir bahwa penggunaan cluster
yang lebih kecil akan lebih baik. Dari segi penghematan kapasitas harddisk
memang benar, tetapi semakin kecil ukuran cluster maka semakin lambat kinerja
dari harddisk tersebut. Dengan kata lain menentukan ukuran cluster harus
disesuaikan dengan mayoritas ukuran file yang kita gunakan, untuk apa kita gunakan
harddisk tersebut dan tentunya ukuran partisi dari harddisk tersebut.
Saat ini file system yang banyak dipakai, utamanya
untuk Windows bagi pengguna rumahan adalah FAT32. FAT32 ini akan
memberikan pilihan cluster dengan ukuran 512B, 1kB, 2kB, 4kB, 8kB, 16kB, dan
32kB. Semakin besar ukuran partisi yang digunakan, semakin besar pula ukuran
cluster yang digunakan, semakin besar pula ukuran cluster yang akan digunakan
secara default. Ukuran dari cluster ini dapat diubah sesuai dengan kebutuhan.
Sebelum FAT32 ini menjadi standar, FAT16 yang digunakan sebagai standar
pada DOS maupun Windows. FAT 16 ini hanya mampu mendukung partisi hingga ukuran
2GB.
Hal ini yang juga menarik dari harddisk adalah
kecepatan transfernya yang tidak sama antara bagian luar (jauh dari pusat)
dengan bagian dalam (dekat dengan pusat). Umumnya pada bagian terluar (awal)
kecepatan transfer tertinggi akan diperoleh. Pada bagian terdalam (akhir)
kecepatan transfer ini umumnya akan mencapai nilai terendah. Hal ini ada
hubungannya dengan kecepatan linear dari piringan harddisk.
Dengan kecepatan putar (angular) piringan yang
maksimal, kecepatan linear tertinggi akan terdapat pada bagian terluar dari
piringan harddisk. Dengan kecepatan linear yang lebih tinggi, banyaknya
lintasan yang dilalui oleh head untuk suatu waktu tertentu akan lebih tinggi,
banyaknya lintasan yang dilalui oleh head untuk suatu waktu tertentu akan lebih
panjang dibandingkan dengan kecepatan linear yang lebih lambat.
Dengan
kecepatan data yang sama, hal ini berarti akan lebih banyak data yang dibaca
ataupun ditulis dalam jangka waktu yang sama pada bagian luar dari harddisk.
Mengingat perbedaan kecepatan transfer ini, file-file
sistem ataupun file-file yang sering dibaca ada baiknya diletakkan pada bagian
awal dari harddisk. Untuk file-file yang sering berubah ukuran, ada baiknya
ditaruh bukan pada pada bagian awal dari harddisk, bahkan kalau bisa pada
bagian ujung yang terisi dari harddisk. Ini penting diperhatikan lantaran
dengan adanya perubahan ukuran dari file,kemungkinan terjadinya ketidakrapian
susunan file pada harddisk akan lebih besar.
Ketidakrapian ini bisa terjadi karena apabila ada
cluster atau beberapa cluster yang kosong di antara dua cluster yang berisi dan
apabila ada sebuah file baru ditulis, maka cluster atau beberapa cluster
tersebut akan diisi terlebih dahulu. Bila ukuran file yang ditulis tersebut
lebih besar dari kapasitas seluruh cluster yang tersedia, maka data berikutnya dari
file tersebut akan ditulis pada cluster kosong berikutnya yang berada jauh dari
(kelompok) cluster awal tadi. Program seperti Norton Speed Disk berguna
untuk merapikan susunan file yang tidak rapi ini. Kerugian dari ketidakrapian
ini adalah kinerja dari harddisk menjadi turun.
BAB III
KESIMPULAN
Ada beberapa kesimpulan yang bisa kita tarik dari
uraian kita di atas.
· Harddisk masuk ke dalam keluarga DASD (Disket Akses
Stroge Device) sehingga akses terhadap record dapat secara direct yaitu sebuah record
dapat diakses secara langsung (direct ) melalui address sehingga waktu
pengaksesan relative lebih rendah dan transfer data kecepatan tinggi.
· Harddisk terbuat dari sejumlah plat / cakram.
Permukaan tiap cakram (atas/bawah) terbuat dari bahan besi yang mudah
dimagnetisasi.
· Proses baca tulis pada harddisk dilakukan oleh head,
dengan cara membaca bit-bit yang ada pada permukaan platter melalui sebuah slider,
sesuai posisi dari actuator arms sesuai control yang diberikan oleh
control unit computer, melalui pita kabel tipis yang terpasang pada actuator
arms inilah yang merupakan jalan bagi data dan instruksi keluar masuk harddisk
secara serial.
· Proses perekaman data
1. Pada disk kode on dan off direpresentasikan oleh
kedudukan elemen magnetiknya.
2. Dengan mengimbas permukaan disk dengan magnet (yang
ada pada head), kedudukan elemen magnet berubah. Artinya kode on dapat diganti
off dan sebaliknya.
3. Lubang-lubang di permukaan disk merepresentasikan data
yang sudah tersusun dalam suatu jalur yang disebut track yang berbentuk
konsentris (lingkaran penuh).
4. Tiap track dibagi menjadi sector-sector (blok)
·
Fungsi utama
dari harddisk adalah tempat penyimpanan data atau program dalam jangka waktu
yang lama.
·
Di dalam
harddisk terdapat ruang kecil yakni directory, folder, subdirectory, subfolder
yang sistem kerjanya saling tergantung (interdependent).
·
Untuk
menggunakan harddisk yang ideal kita perlu mempertimbangkan kinerja,
kestabilan, daya tahan dan bukan hanya sekedar kapasitas yang dimilikinya.
·
Kecepatan
transfer data pada harddisk tidak sama antara bagian luar (jauh dari pusat)
dengan bagian dalam (dekat dengan pusat) pada bagian terluar (awal) transfer
datanya jauh lebih cepat dibandingkan dengan bagian terdalam (akhir).
ISTILAH-ISTILAH YANG LAZIM DIGUNAKAN DALAM HARDDISK
Acces Time
·
dalah waktu
yang dibutuhkan untuk mengakses (mendapatkan) data dari dalam disk yang terdiri
dari :
·
Seek Time
Waktu yang digunakan untuk menempatkan R/W head pada
silinder yang diinginkan. Dinyatakan dengan notasi S dalam satuan Mussecond.
·
Head
Switching Time
Waktu yang dibutuhkan untuk menunggu sampai data
berada di bawah R/W head.
Disebut Juga Rotational Delay.
Transfer Time
Waktu yang dibutuhkan untuk memindahkan data dari
memory ke disk atau sebaliknya.
Fdisk :
Singkatan dari fixed disk. Suatu aplikasi/perintah
yang bekerja di bawah sistem DOS yang berfungsi untuk mempersiapkan harddisk
untuk diformat.
Partisi :
Suatu daerah/area secara fisik (physical sections)
pada harddisk. Partisi ini bisa mencakup keseluruhan harddisk maupun sebagian harddisk.
Bila anda membagi harddisk Anda menjadi 2 partisi yang sama besar, maka
masing-masing partisi akan memiliki ukuran yang sangat mendekati setengah
kapasitas harddisk.
Format :
Pembuatan struktur tersistematis pada harddisk
sehingga pelat-pelat di dalamnya membentuk pola yang teratur dan siap untuk
diisi data.
Scandisk :
Suatu program untuk mengecek dan memeriksa apakah
terjadi kerusakan pada harddisk atau tidak, sekaligus memperbaikinya.
Defrag :
Penataan ulang file, sektor, track, dan cluster pada
harddisk sehingga terkelompok secara teratur berdasarkan logika penataan
tertentu.
Internal buffer :
Suatu sistem ruangan sementara dalam harddisk yang
berfungsi menampung data-data yang akan dikirim dari dan ke pelat harddisk.
IDE/SCSI :
Sistem interface pada harddisk. IDE singkatan dari
Integrated Drive Electronics, sedangkan SCSI (dibaca “skasi”) singkatan dari
Small Computer System Interface.
RPM :
Singkatan dari Rotation Per Minute, menyatakan
kecepatan putar pelat harddisk setiap menitnya. Semakin besar RPM, semakin
cepat waktu pengaksesan data. Makin besar RPM suatu harddisk makin baik.
Master :
Posisi pengesetan jumper pada harddisk, dimana
harddisk pada mode tersebut difungsikan sebagai tempat disimpannya sistem
operasi dan aplikasi komputer.
Slave :
Posisi pengesetan jumper pada harddisk, di mana
harddisk pada mode tersebut difungsikan sebagai tempat penyimpanan data saja,
dan tidak berfungsi sebagai penyedia sistem operasi dan aplikasi komputer.
SOFTWARE PERAWAT HARDDISK
Berikut ini beberapa software yang berfungsi untuk
menjaga dan merawat “kesehatan” harddisk Anda.
Norton
Utilities :
Memiliki
beberapa fitur seperti Speeddisk, System Check, Windoctor, DisDoctor dan
sebagainya.
Norton
CleanSweep :
Membersihkan file-file yang tidak berguna
di harddisk.
Registry
Cleaner :
Membuang
file registri yang tidak terpakai.
Washer :
Membuang
file-file yang tidak digunakan lagi.
HDValet :
Membersihkan
file sampah, temporary files, dan cookies.
Partition
Magic :
Mempartisi
harddisk dengan mudah.
Norton Ghost :
Mengkopi
satu isi harddisk ke harddisk lain, termasuk dengan file-file sistemnya.
Recover98 :
Memperbaiki
dan mengembalikan data yang terhapus dari harddisk dan menyempurnakan file
sistem yang terkorupsi.
WashAndGo :
Membersihkan
Internet cache, folder temporary, dan file sistem yang tidak diperlukan oleh
sistem operasi.
Diskeeper :
Mendefrag harddisk untuk meningkatkan kecepatan dan
kinerja harddisk.
0 komentar:
Posting Komentar