“Sebab
katanya: “Asal kujamah saja jubah-Nya, aku akan sembuh.” Markus 5:28
Suatu hari
seorang ibu bernama Nancy Mathew Edison menerima secarik surat dari sekolah
anaknya yang mengatakan bahwa anaknya yang tuli dan bodoh dikeluarkan dari
sekolah karena tidak dapat mengikuti pelajaran.
Membaca tulisan itu, sang Ibu sangat marah dan bertekad untuk mengajari
sendiri anaknya berbagai macam pelajaran di rumah. Selama beberapa tahun ia lewati untuk
mengajari anaknya. Tidak mudah memang,
namun sang Ibu terus berusaha dan tidak pernah menyerah. Belasan tahun kemudian, sang anak bertumbuh
dewasa dan mulai tertarik melakukan penelitian.
Seringkali penelitiannya gagal, namun setelah beribu kali mencoba,
akhirnya ia berhasil menciptakan sebuah penemuan yang diakui dunia. Betapa tidak, Thomas Alfa Edison, nama anak
itu, adalah seorang penemu pertama lampu yang kita gunakan saat ini. Bayangkan, jika di tengah jalan sang Ibu
merasa kelelahan dan menyerah untuk mengajar Tommy yang bodoh, tidak akan ada
Thomas Alfa Edison yang menciptakan sebuah penemuan besar.
Beribu-ribu
tahun
yang lalu, seorang perempuan telah mengalami sakit pendarahan selama
dua
belas tahun lamanya. Dua belas tahun
bukanlah waktu yang sebentar untuk tetap bisa tahan dan berjuang dengan
penyakit tersebut. Sepertinya tidak ada
lagi harapan untuk sembuh. Berbagai
tabib dan pengobatan sudah dijalani. Tak
ada lagi yang dapat dilakukan selain pilihan untuk menyerah. Namun
tidak begitu dengan perempuan ini. Ia menaruh harapannya pada Yesus dan
beriman
untuk sembuh. Imannya
menyembuhkannya. Mujizat terjadi.
Sahabat,
seringkali kita merasa lelah untuk berharap ketika setelah sekian lama doa-doa
kita belum terjawab. Namun mujizat
terjadi saat kita masih berharap bahkan ketika sepertinya semua jalan sudah
tertutup. Terkadang Tuhan sengaja
membawa kita pada suatu keadaan yang kelihatannya tidak mungkin, dengan tujuan
memperkuat iman kita bahwa kita hanya dapat menggantungkan harapan kita
padaNya. Ia ingin masalah tidak membuat
kita menyerah, apapun keadaannya. Karena
kita tidak pernah tahu bahwa keputusan kita untuk berharap (sekali lagi) adalah
ujian terakhir kita supaya mujizat Tuhan terjadi dan janjiNya dipenuhi dalam
hidup kita
MUJIZAT
TERJADI SAAT KITA MASIH BERHARAP
0 komentar:
Posting Komentar